Cilincing, Warta Kota
Musim kemarau beberapa bulan belakangan menyulitkan petani tambak udang dan bandeng di Jalan Marunda Baru, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Panenan dari tambak mereka menurun.
Musim kemarau beberapa bulan belakangan menyulitkan petani tambak udang dan bandeng di Jalan Marunda Baru, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Panenan dari tambak mereka menurun.
Dedi (33) pemilik tambak udang dan bandeng di Marunda mengatakan, sejak tiga bulan belakangan tambak udang dan bandeng miliknya penurunan hasil panen. Biasanya setiap tiga bulan sekali Dedi memanen udang dan bandeng mencapai 100 kilogram, dan kini hanya 20 kilogram.
"Sejak kemarau ini air di tambak menjadi surut, sehingga banyak udang dan bandeng mati," kata Dedi, Rabu (14/9) siang.
Dedi mengatakan bahwa sebelum musim kemarau ketinggian air di tambaknya tiga meter. Sekarang menyusut menjadi satu meter.
"Biasanya kami dapat air dari kali yang dialirkan dari laut, tapi kalinya kering, sehingga tambaknya kering dan udang banyak yang mati," ujar Dedi.
Untuk memperoleh air di saat kemarau dirinya harus menyewa pompa air seharga Rp 300.000 untuk sekali sedot air dari kali. " Kalau sudah begini, saya pasrah saja," ucap Dedi.
Hal senada juga dikatakan Karwiyah (58), pemilik tiga tambak udang dan bandeng di Marunda.
" Dua kali hasil panen dari tambak menurun. Modal awal untuk usaha tambak bandeng dan udang masing-masing sebesar Rp 1 juta. Tetapi sejak kemarau, hasil panen cuma dapat Rp 500.000 per tambak," ujarnya.
Karwiyah berharap, agar pemerintah memperhatikan dan membantu para petambak di Marunda dengan diberikan pinjaman modal, bantuan obat, bibit, dan umpan. "Untuk sementara saya tidak ingin menambak lagi, karena tidak ada modal, dan saat ini hanya menunggu sampai turun hujan pada bulan Oktober 2011," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar