Kapasitas produksi tambak garam di Pati sangat potensial untuk bisa ditingkatkan. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak kendala yang dihadapi di lapangan, seperti yang dikemukakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
Di antara berbagai kendala tersebut, yang paling utama dirasakan di Kabupaten Pati adalah kurang berfungsinya prasarana infrastruktur untuk produksi garam dan lemahnya posisi tawar petambak garam.
Infrastruktur jaringan irigasi tambak yang ada di sentra-sentra produksi garam keadaannya sekarang sangat memprihatinkan. Pendangkalan yang terjadi pada jaringan irigasi sungai saat ini sangat parah, yang menyebabkan tidak lancarnya aliran air dari laut menuju ke tambak-tambak garam.
Sehingga menyebabkan produksi garam menjadi tidak optimal. Seringkali masalah air sungai ini juga menimbulkan konflik antar petambak garam, walaupun sudah ada gerakan gotong royong untuk melakukan pendalaman air sungai. Tetapi hal ini kurang berhasil karena pengerukannya yang dilakukan secara manual dengan tenaga manusia tidak terlalu dalam, sedangkan kecepatan pendangkalannya berlangsung sedemikian cepatnya.
Mengatasi masalah di atas, pembenahan jaringan irigasi tambak secara sistematis sangat diperlukan. Pembenahan secara sistematis ini meliputi pengerukan aliran sungai dengan menggunakan alat-alat berat serta pemeliharaannya dengan menggunakan perahu pengaduk lumpur.
Hal ini dilakukan supaya setelah dilakukan pengerukan, saluran sungai tidak cepat mengalami pendangkalan karena lumpur akan diaduk dengan menggunakan perahu ini. Sehingga sewaktu terjadi air pasang, lumpur akan terbawa kembali ke laut. Perlu juga diperhatikan dalam perencanaan pelaksanaan pengerukan haruslah juga dirancang dengan cermat.
Karena kadangkala jadwal waktu proses lelang dalam menentukan pemborong yang melakukan pekerjaan pengerukan tidak tepat dan berlarut–larut. Menyebabkan pelaksanaan pengerukan dilakukan setelah musim kemarau selesai, yang tentu saja hal ini tidak memberi manfaat bagi petambak garam.
Sumber: sinartani
0 komentar:
Posting Komentar