Budidaya ikan hias air tawar masih prospektif dan peluang pasarnya terbuka luas. Sehingga, budidaya ikan hias air tawar mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang. Budidaya ikan hias air tawar bisa dilakukan dalam skala rumah tangga ataupun dalam skala menengah ke atas.
Tak jarang pembudidaya yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, nila, gurame dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Hal itu dikarenakan potensi ekonomi budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi.
Ikan hias air tawar seperti Koi hingga saat ini masih menjadi trend di pasaran. Biasanya, masyarakat kelas menengah ke atas menyukai ikan hias Koi karena warnanya dan bentuknya yang indah. Selain Koi, ikan hias seperti Diskus, Manvis, dan Cupang (baik yang diadu dan ada yang dipelihara karena warnanya yang eksotis, red) juga banyak diburu pecinta ikan hias.
Seperti ikan hias Cupang banyak dibudidaya masyarakat dalam skala rumah tangga. Contohnya di Slipi, Jakarta Barat, sejumlah pembudidaya sudah berhasil membuat persilangan antar ikan Cupang sehingga menghasilkan bentuk dan warna ikan Cupang yang eksotis. ”Selain ada yang dipelihara karena eksotisnya, ikan hias Cupang banyak yang dipelihara untuk diadu,” papar Direktur Usaha Budidaya Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Dr. Ir. Tri Haryanto, di Jakarta, belum lama ini.
Harga ikan Cupang ada yang hanya Rp 5.000/ekor, tapi ada juga yang dijual dengan harga yang mencapai ratusan ribu. Sedangkan pembudidaya ikan Koi umumnya dilakukan masyarakat menengah ke atas. Budidaya ikan hias jenis ini perlu lahan yang agak luas. Untuk pendederan paling tidak diperlukan kolam seluas 5.000 m2. Dari luas kolam tersebut bisa digunakan untuk pendederan 10.000 benih ikan Koi. Nah, dari 10.000 ikan Koi nantinya yang akan diambil hanya sekitar 1 persennya.
Sehingga, banyak ikan Koi yang rijek karena pembudidaya hanya akan mengambil ikan Koi yang warna dan bentuk fisiknya menarik. ”Karena itu ikan Koi yang berkualitas I atau A harganya bisa ratusan juta rupiah. Ikan Koi juga ada grade-nya, dari A-C. Nah, kalau yang warna dan bentuknya kurang bagus harganya sekitar Rp 50 ribu-Rp 100 ribu per ekor,” kata Tri Haryanto.
Ikan Koi yang habitat aslinya dari Jepang ini memang termasuk ragam ikan hias air tawar yang bernilai ekonomi tinggi. Selain Koi, ada sejumlah ikan hias yang bernilai ekonomi tinggi seperti Manfish, Koki, Niasa, Redfin, Lemon, Komet, Sumatra barb, Black Ghost, Aligator, Arwana dan ikan hias jenis lainnya. Ikan-ikan hias tersebut merupakan ikan hias yang biasa dicari penghobi dan dibudidayakan petani ikan.
Sumber: sinartani
0 komentar:
Posting Komentar